Soekarno
Cita-citamu
adalah pandu dan kompas kehidupan, maka gantungkanlah cita-citamu di atas
langit.
Cita-cita
bukanlah angan-angan dan keinginan yang kadang-kadang terlintas kemudian
luntur. Cita-cita adalah harapan yang diikuti oleh perbuatan disertai jiwa yang
sabar, berani meghadapi kesuliatan. Orang yang memiliki cita-cita akan rela
berkorban demi cita-citanya dan
pengorbannaya akan menjadi perhitungannya dalam memulai langkah.
Muhammad
Rasyid Ridha
HIDUP: 1. DUNIA
2. AKHIRAT
Bahagia
dalam kehidupan di dua masa ditentukan oleh tujuan hidup dan kemauan. Perbuatan
amal di dunia serupa namun nilai amal ditentukan dari niat dan tujuan yang akan
menentukan kelebihan seseorang.
Contoh 1
: perang untuk merusak dan
perang untuk membela kebenaran dan keadilan.
Sama yang dilakukannya namun berbeda tujuan hidupnya. Cita
menentukan nilai. Yang besar bisa menjadi kecil dan yang kecil bisa menjadi
besar. Yang rendah bisa terangkat naik dan yang tinggi bisa jatuh.
Contoh
2 : Masa depan ada yang
dimiliki orang-orang yang berpendidikan dan ada yang tidak.
Masa
depan kehidupan tidak dimiliki orang-orang yang berpendidikan saja, tetapi
orang-orang yang tidak memiliki pendidikan dapat memiliki masa depan asal ada
kemauan dan cita-cita.
Peranan
cita-cita :
1. Cita-cita dapat mempunyai
pengaruh positif secara kejiwaan yang menumbuhkan rasa percaya diri yang
kemudian diperlukan untuk mencapai keberhasilan
2. Ditinjau dari intelejensinya,
akan menumbuhkan tuntutan berpikir, berkreatif dan dinamis
3. Ditinjau dari fisiknya, akan
melahirkan ketahanan fisik.
Perbedaan
orang-orang yang memiliki cita-cita dan yang tidak memiliki dapat terlihat dari
aktivitas ehari-hari dalam hal memgang prinsi, cara kerja, pemikiran, semangat
dan kemauan.
Prilaku
manusia pada hakikatnya berorientasi pada tujuan. Motivasi
Insentif adalah teori yang menerangkan tentang peranan tujuan dalam
pembentukaan tingkah laku. Motivasi insentif adalah motivasi tingkah laku yang
melibatkan insentif dimana nilai dari insentif mempengaruhi langsung intensitas
atau kualitas performance tingkah lau organisme.
Contoh
: Eksperimen klasik dari Crespi (1942)
Insentif
(objek yang dituju) mempengaruhi performace tingkah laku organisme.
Jika
ingin mendapat keberhasilan pada masa depan wajib mengisi diri dengan
cita-cita. Cita-cita yang dimaksud tidak
hanya mempersoalkan keberadaannya saja , tetapi nilai kebenarannya. Apabila
cita-cita tidak benar maka hanya akan dinamis dalam perjalan cita-cita saja,
tetapi tidak tidak akan memperoleh dari apa yang dicita-citakan.